BAB I
PENDAHULUAN
A. Pengertian Desain
1. Definisi Desain
Desain
adalah suatu kreativitas seni yang diciptakan seseorang dengan pengetahuan
dasar kesenian serta rasa indah. Menurut Chodijah dan Wisri A. Mamdy (1982)
desain adalah suatu susunan dari garis, bentuk, serta teksur dengan maksud agar
diperhatikan oleh orang lain.
Suatu ciptaan yang dianggap indah bagi diri sendiri
lebih mudah dilakukan dibandingkan dengan suatu ciptaan yang dianggap indah
oleh orang lain. Rasa indah yang didapat dari orang lain membutuhkan ketekunan,
ketelitian serta kejelian pencipta dalam menerapkan unsur-unsur keindahan
didalam ciptaannya.
2. Macam Desain
·
Desain Stuktur
Yaitu
desian berdasarkan bentuk, ukuran, warna dan tekstur suatu benda. Siluet
merupakan perwujudan desain stuktur dalam desain busana. Ada empat macam siluet
yakni : siluet A, H, S dan siluet BUSTLE.
·
Desain Hiasan
Yaitu
desain yang dipergunakan sebagai penambah rasa keindahan desain stuktur. Oleh
sebab itu desain hiasan berguna untuk memperindah desain stuktur. Pada desain
busana, desain hiasan dapat berbentuk : renda, saku, kancing, kerah, dan
lain-lain. Namun demikian sebuah desain busana tidak harus memakai desain
hiasan, tetapi pada desain struktur atau siluet mutlak harus ada.
B. Unsur – Unsur Desain
Bagaimana
membuat desain yang baik antara lain mencakup garis, arah, ukuran, bentuk, nilai gelap-terang, warna
dan tekstur.
Unsur desain ini merupakan bahan dasar yang perlu
dipergunakan seseorang perancang dalam karyanya.
1. Garis
Garis
berguna untuk menutupi kekurangan yang terdapat pada bentuk manusia dan
berfungsi untuk :membatasi bentuk, menentukan model, menentukan siluet, dan
menentukan arah garis. Garis lurus tegak member kesan luhur, Garis lurus
mendatar member kesan tenang, Garis diagonal member kesan dinamis.
2. Arah
Arah
harus tetap ada, sebab merupakan salah satu unsur desain. Erat sekali hubungan
arah dengan garis, sehingga arah garis yang berbeda akan memberi
kesan yang berbeda pula.
3. Ukuran
Hasil
suatu desain dipengaruhi pula oleh ukuran termasuk keseimbangan sebagai contoh,
orang yang kurus dan memakai kancing yang terlalu besar pada pakainnya akan terlihat tidak seimbang.
Bentuk
mempunyai kemampuan untuk menciptakan suatu perasaan serta reaksi bagi yang
melihatnya. Dalam memilih desain seseorang harus benar-benar mempertimbangkan
sifat dari bentuk tersebut.
5. Nilai Gelap Terang
Penyusunan
warna yang bervariasi atau biasa disebut kombinasi dapat mencerminkan suasana
atau sifat suatu karya seni busana. Nilai gelap terang erat sekali hubungannya
dengan warna.
6. Warna
Dalam
desain busana warna sama pentingnya dengan garis dan tekstur. Pemilihan warna
pada desain busana yang tepat dapat membuat karya busana kelihatan lebih indah.
BAB II
PROPORSI
( PERBANDINGAN )
A. Pengertian
§ Proporsi
adalah perbandingan dari ukuran dan susunan tubuh manusia yang nanti akan
dipakai dalam menggambar serta mendesain busana.
§ Susunan
tubuh manusia terdiri dari kepala, badan atas, panggul, tanggan, dan kaki
memiliki ukuran dan bentuk tertentu, tetapi merupakan satu kesatuan yang utuh
dan sempurna.
§ Perbandingan
ukuran yang dipakai untuk menggambar proporsi tubuh manusia yaitu dengan
pedoman tinggi kepala sehingga dapat digambar bentuk yang proporsional (
sempurna ).
Dalam mempelajari anatomi ( ilmu urai tubuh
manusia ), ukuran tubuh manusia yang normal untuk dewasa ialah 7,5 X tinggi
kepala dan untuk anak-anak dibedakan menurut umurnya. Namun sesuai dengan
kebutuhan didalam menggambar desain busana, tinggi tubuh perlu diubah dengan
perbandingan 8,5 X tinggi kepala. Sesab mendesain adalah bagian dari seni,
sehingga perlu perubahan agar menarik.
Pertama kali yang harus dipelajari dalam
menggambar proporsi tubuh manusia yaitu mempelajari beberapa kerangka yaitu :
1. Rangka
benang
2. Rangka
balok
3. Rangka
elips
Rangka diperlukan untuk mengetahui
bagian-bagian yang bergerak. Gambar berikut merupakan contoh rangka tubuh
manusia, yaitu proporsi tubuh wanita, proporsi tubuh pria dan proporsi tubuh
anak.
BAB
III
BAGIAN
– BAGIAN BUSANA
A. Bagian-Bagian
Busana
Bagian-bagian busana didalam desain perlu
dipelajari sebab merupakan pedoman klasik dari seni desain. Setiap insan yang
ingin mempelajari desain perlu mengetahui pedoman dasar dari bermacam-macam
bagian busana. Adapun bagian-bagian busana tersebut meliputi :
1.
Macam-Macam
Garis Leher
Ø U
Neck Line ( U-Shape ) : garis leher yang berbentuk U
Ø Sepatu
kuda : garis leher yang berbentuk seperti bentuk sepatu kuda
Ø Scoop
( Bulat ) : garis leher yang berbentuk bulat
Ø Vee-Neek
: garis leher berbentuk V
Ø Squate
( persegi ) : garis leher yang berbentuk seperti persegi
Ø Bateau
Or Boat : garis leher tinggi dengan arah melebar, atau disebut juga garis leher
bentuk perahu
Ø Décolleté
: garis leher terbuka berbentuk V yang rendah tanpa garis bahu
Ø Sweet
Heart : garis leher yang menyerupai bentuk hati
Ø Halter
Neck Line : halter berarti jerat, garis leher ini dengan menggunakan sehelai
ban lurus atau digunting menurut bentuk pada leher. Pada umumnya modelnya
backless
Ø Cowl
Neck : garis leher yang terjadi karena sehelai kain yang digunting serong
didrapirkan pada bagian depan, harus dibuat dari bahan yang lembut .
Ø Drawsting Neck : garis leher dengan tarikan benang atau tali yang kecil.
Ø Sabrina : garis leher memotong lurus di leher dengan dua tali pengikat di
bahu.
Ø High Neck : Bagian sempit,kerah berdiri 2-3 cm tanpa lipatan balik dll
2.
Macam-Macam
Kerah
Ø K.
Mandarin Or Chinesee : kerah sempit dan berdiri yang digunting lurus, dipakai
oleh wanita pada pakaian daerahnya. Diberi lapisan pengeras supaya dapat
berdiri dengan baik
Ø K. Shawl
( Turtle ) : kerah yang bentuknya tinggi dan mirip dengan sweater
Ø K.
Peterpan : kerah bentuk bulat dan rebah
Ø K.
Hight : bentuk kerah berdiri tegak, biasa dipergunakan untuk baju hangat
Ø K.
Roll ( Surplice ) : sejenis kerah yang setali dengan badan, dengan garis
penutup melampaui tengah muka
Ø K.
Sailor ( Kelasi ) : kerah bagian belakang bentuknya persegi dan bagian depan
membentuk V. ciri dengan hiasan tiga ban kecil pada pinggiran kerah.
Ø K.
Scarf : kerah yang dibentuk dari sehelai kain segi empat panjang atau segitiga
yang dililitkan pada leher.
Ø K.
Eton : sejenis kerah berdiri pada jaket pendek. Mula-mula kerah ini dipakai
siswa-siswa perguruan Eton di Inggris.
Ø K.
Noched ( Coat ) : sejenis kerah berdiri agak sempit, banyak digunakan pada jas
laki-laki.
Ø K.
Bertha : kerah yang berbentuk lebar menutupi bahu, dapat dibuat renda atau
bahan lain.
Ø K.
Kemeja : sejenis kerah berdiri yang agak sempit, banyak digunakan pada jas
laki-laki lengan pendek.
Ø K.
Cape : bagian yang terpisah dengan pakaian, digunting lingkaran atau setengah
lingkaran. Bila cape ini pendek dan dijahitkan pada garis leher maka di sebut
kerah cape.
Ø K.
Lapel : disebut juga kelepak, yaitu kerah yang setali dengan bagian muka atau
dada. Pada lapel ini dapat dipasangkan kerah dengan lebar dan bentuk
bervariasi.
Ø K.
Bib : bentuk kerah sejenis pas bahu dengan kerah rebah dan bulat dll.
3.
Macam-Macam
Rok
Ø Suai
: rok yang bentuknya menurut bentuk badan bagian bawah.
Ø Kerut
: rok yang dikerut pada bagian pinggang, dari kain persegi panjang.
Ø Lingkar
: berbentuk lingkaran, bagian pinggang dapat dikerut atau sesuai selera.
Ø Pias
: terdiri dari pias-pias, dapat pias empat atau enam tergantung pembagiaannya.
Ø Siluet
A : variasai rok suai dengan menambah lebar pada bagian bawah.
Ø Belit
/ Warp : rok berbentuk satu pias suai, dikenakan dengan dibelitkan padav
panggul dan pinggang, melampaui garis tengah muka.
Ø Lipit
: rok ini mempunyai lipit-lipit permanen, dengan jalan disetrika atau diproses,
lipit ini bisa dilepas sehingga terlihat mekar.
Ø Susun
: rok yang dibuat tersusun supaya terlihat melebar.
Ø Draperi
: rok yang mempunyai bentuk lipatan halus melengkung pada bagian tertentu, bisa
pada bagian panggul kearah pinggang menggantung.
Ø Peasant
: rok dengan potongan-potongan tetapi saling menyambung dll.
4.
Macam-Macam
Lengan
Ø Tulip
: terdiri dari dua bagian dan bertumpu pada puncak lengan.
Ø Strook
: terbuat dari lajur panjang, kemudian dikerut.
Ø Puff
: lengan berukuran pendek, yang dikerut bagian bahu dan bawahnya.
Ø Cape
: lengan berbentuk setengah lingkaran, dipasang pada kerung lengan tanpa
dikerut.
Ø Raglan
: lengan ini mempunyai garis lengan dari kerung leher.
Ø Lantera
: sama dengan lengan lonceng tetapi bagian bawahnya dikerut dan diselesaikan
dengan rompok.
Ø Lonceng
: lengan ini mengembang bagian bawahnya dan licin bagian bahunya dll.
5.
Macam-Macam
Trimming
Ø Cascade
Ø Waterfall
Ø Pleated
Frill
Ø Ascot
Ø Ruffle
Ø Jabot
Ø Bound-Edge
Frill
Ø Double
Frill
Ø Stand-Up
Frill
Ø Ruff
Ø Double
Ruffle
Ø Tiered
flounces
Ø Pie
Frill
Ø Flounce
6.
Macam-Macam
Celana
Ø Short
atau hot pant : celana yang panjangnya sampai batas pertengahan paha.
Ø Bermuda
: celana pendek yang panjangnya sampai atas lutut.
Ø Culotte
: celana pendek yang pada umumnya panjangnya sampai lutut dan lingkar bawah
celana (lebar pipa) lebih lebar, celana ini lebih menyerupai rok.
Ø Knickers
: celana pendek yang panjangnya sampai bawah lutut dan bagian bawahnya
menggunakan kain lurus yang ukurannya pas dengan ukuran kaki.
Ø Jodh
pure : celana panjang yang pada bagian pinggang sampai lutut mengembang, tapi
bagian bawahnya menyesuaikan kaki.
Ø Legging
: celana panjang yang di buat pas dengan ukuran kaki, biasanya menggunakan kain
yang bersifat elastis.
Ø Capri
: celana yang ukurannya agak menggembung dan pada bagian samping terdapat
belahan.
Ø Bell
Bottom : biasa disebut dengan cutbray, yaitu celana panjang yang bagian
bawahnya melebar. Celana ini memberi kesan kaki lebih ramping dan janjang dll.